Pemilihan berkembang ke teknologi 3G atau UMTS mempunyai alasan tersendiri, ini dikarenakan GSM yang merupakan asal mulanya sebelum teknologi 3G ini, mempunyai pelanggan mobile 70 % di dunia berdasarkan pada bulan Juli 2001.
Berikut sekilas evolusinya :
1. < 1998 -> GSM, kecepatan 9,8 kbps.
2. 1998 -> HSCSD, kecepatan 9,6 – 28,8 kbps.
3. 1999 -> GPRS, kecepatan 9 – 53,6 kbps.
4. 2000 – 2001 -> EDGE, kecepatan 9 – 100 kbps.
5. >2001 -> WCDMA/UMTS, kecepatan 384 – 2084 kbps.
Transisi ini mempunyai 3 fase menurut komunitas 3G :
1. Fase 1, menambah jaringan radio packet sebagai sebuah overlay pada struktur eksisting.
2. Fase 2, mengganti BS dan BSC dengan sub network UTRA ( Universal Terrestrial Radio Access ).
3. Fase 3, memperkenal handset UMTS ( Universal Mobile Telecommunication System ).
Sebenarnya GSM – EDGE memakai teknologi TDMA ( Time Division Multiple Access ), namun pada saat merambah ke 3G dilakukan semacam revolusi ke teknologi CDMA, alasan mengapa memilih teknologi ini adalah memakai kode penebar, fungsinya adalah untuk membedakan antar user, antar BTS, dan antar kanal. Kode penebar ini yang digunakan ini lebih dari satu untuk membedakan antar user.
Hal yang unik di CDMA adalah :
1. Universal Frequency Reuse.
2. Power Control, fitur ini memungkinkan mobile dapat menyesuaikan daya pada saat transmisi, jadi jika jarak antara mobile dan BTS berubah – ubah maka dayanya dapat disesuaikan, hal ini dapat menghemat daya pada mobile device.
3. Rake Receiver, jika kita berada dalam sebuah coverage BTS, kita bisa dikenali dengan bermacam – macam jalur (path), apakah melalui pantulan tiap – tiap gedung mengakibatkan fading (naik turunnya signal terima) multipath, ini dapat diatasi dengan rake receiver.
4. Handover, proses perpindahan cell BTS jika kita dalam keadaan bergerak.
oleh M Arief Gustianto
Thursday, 30 October 2008
Sejarah Perkembangan 3G
Labels:
Indonesia - Teknologi 3G
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment