Tuesday, 27 January 2009

Soekarno, Perjalanan Bung Karno ke Uni Soviet (I)


S
oekarno, Perjalanan Bung Karno ke Uni Soviet sesi 1. Kita adalah bagian dari sejarah bangsa ini, sekiranya saya ingin membagi salah satu sejarah dari presiden pertama Indonesia ini yaitu pada saat lawatannya ke uni soviet . Penulisan ini dikutip dari sebuah buku dengan penerbit MULTATULI, diliat dari sepatah katanya ditulis Nopember 1978.

Perjalanan ini dimulai dari tanggal 28 Agustus 1956 sampai pada tanggal 12 september 1956, Bung Karno hadir di sana diundang oleh presidium Soviet tertinggi Uni Republik – Republik Soviet Sosialis. Ditemani oleh Ruslan Abdulgani ( Menteri Luar Negeri ), Zainul Arifin ( Wakil Ketua I Parlemen ), Arudji Kartawina ( Wakil Ketua II Parlemen ). Ada juga beberapa anggota parlemen yang ikut serta pada lawatan itu seperti Dr. Sukiman Wirjosandjojo, Dr. Leimena, Sutarto Hadisudibjo, selain itu juga ada pejabat – pejabat tinggi pemerintahan, perwira – perwira tinggi dari angkatan darat, laut dan udara beserta wartawan – wartawa Indonesia.

Di Uni Soviet, terjadi perundingan yang membahas masalah – masalah internasional yang sedang terjadi saat itu dan juga tentang kerjasama diantara Indonesia dan USSR.
Berikut hasil perundingan kedua belah pihak :
1. Kedua buah Negara mendasarkan hubungan – hubungan mereka antara yang satu dengan yang lain pada prinsip – prinsipnya saling menghormati keutuan wilayah dan kedaulatan, tiada campur tangan dalam urusan – urusan dalam negeri masing – masing, non – agresi, persamaan derajat dan saling menguntungkan, koeksistensi secara damai.
2. Bertalian dengan masalah – masalah internasional semacam pelucutan senjata, perjoangan melawan kolonialisme, pelarangan terhadap penggunaan serta percobaan alat – alat senjata atom dan thermonuclear dan lain – lain, URSS dan Republik Indonesia berpedoman pada semangat dan prinsip – prinsip Konperensi Bandung.

Lain dari pada itu Sovjet Uni dan Republik Indonesia telah menyatakan bahwa adanya pakt – pakt militer tidak memajukan usaha – usaha untuk mengurangi ketegangan internasional yang begitu penting untuk mencapai perdamaian dunia.

Dalam hubungan ini diberikannya tempat yang syah pada Republik Rakyat Tiongkok dalam PBB telah diakui tidak saja merupakan tindakan yang wajar tapi juga merupakan suatu sumbangan yang konstruktif untuk perdamaian dunia.

Bertalian dengan situasi yang telah timbul dewasa ini di daerah Terusan SUEZ, kedua belah fihak menyatakan bahwa masalah ini harus dipecahkan secara damai atas dasar sepenihnya menghormati kedaulatan dan harga diri Mesir.
3. Dalam perkembangan yang wajar daripada semangat persahabatan antara USSR dan Republik Indonesia telah tercapailah sebuah persetujuan tentang pembentukan kerjasama dalam lapangan perdagangan, teknik dan ekonomi, atas dasar persamaan derajat dan saling menguntungkan. Dalam hubungan ini kedua belah fihak telah menyatakan keyakinan mereka yang penuh bahwa perundingan - perundingan yang kini sedang dilangsungkan di Jakarta akan menghasilkan ditanda tanganinya sebuah teknik dan ekonomi dan terutama pemberian kredit jangka panjang dari Sovjet Uni kepada Reublik Indonesia dan pengiriman bahan – bahan mentah serta barang – barang lainnya dari Republik Indonesia ke Sovjet Uni.
4. Dalam lapangan kerjasama kebudayaan, kedua belah fihak telah sepakat untuk menjelenggarakan suatu tukar menukar delegasi – delegasi, mahasiswa – mahasiswa dan ahli – ahli kebudayaan, terutama pekerja – pekerja kesenian dan ilmu pengetahuan, dan lain – lain.
5. Kedua belah fihak merasa sepenuhnya puas dengan terwujudnya hubungan – hubungan pribadi antara ahli – ahli negara yang memegang pimpinan dari URSS dan Republik Indonesia dan telah menyatakan keyakinan mereka bahwa tukar menukar pendapat yang telah dilakukan itu akan semakin memperkokoh ikatan – ikatan persahabatan antara URSS dan Republik Indonesia yang tidak saja akan menguntungkan rakyat Sovjet Uni akan tetapi juga rakyat Republik Indonesia serta perdamaian dunia.
6. Presiden Soekarno dari Republik Indonesia telah mengundang K.J. Worosjilov, Ketua Presidium Sovjet Tertinggi URSS untuk mengunjungi Indonesia pada waktu yang dianggapnya baik. Undangan ini telah diterima dengan senang hati.

Di Moskow, perjuangan dari rakyat Indonesia untuk kebebasan dan kemerdekaan menjadi perhatian dari rakyat Uni Soviet. Pada saat mereka mengetahui bahwa Presiden Soekarno datang Moskow, ratusan ribu rakyat menyambutnya dengan “ Selamat datang saudara!”, mereka menanti memenuhi lapangan terbang pusat dengan atribut foto Bung Karno dan spanduk dengan tulisan – tulisan sambutan. Disambut pula oleh ketua Presedium Soviet tertinggi USRR, K.J Worosjilov, ketua dewan menteri URSS, N. Bulganin, Imam – Chatib dari masjid pusat Moskow, Kamareddin Salichov dan imam dari masjid tersebut, Achmitdjan Mustafin.

K.J. Worosjilov mengucapkan selamat datang “Kunjungan tuan adalah sebuah peristiwa yang penting. Ini akan membantu untuk semakin mengembangkan hubungan – hubungan persahabatan antara Republik Indonesia dan Sovjet Uni dan untuk memajukan perdamaian umum serta kerjasama secara damai antara semua Negara.”

“Sudah diketahui oleh umum bahwa rakyat negeri kami memperhatikan dengan minat yang besar dan rasa simpati yang dalam terhadap perjoangan kemerdekaan, yang gagah perwira yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Cita – cita yang adil yang diperjoangkan oleh Indonesia telah dapat direbut. Kami merasa gembira karena melihat bahwa Negara tuan sekarang sedang membangun dengan penuh kepercayaan perekonomian nasional yang merdeka dan Pemerintah Indonesia menjalankan politik luar negeri yang tegas yang merupakan sumbangan sangat berharga bagi cita – cita perdamaian universal.”

“Salah satu dari kenyataan – kenyataan yang mempunyai ciri istimewa dalam jaman kita yang mempunyai arti besar dalam sejarah dunia adalah peranan yang tiada bandingan besarnya yang dimainkan oleh bangsa – bangsa di Timur. Sekarang diwakili dalam hubungan – hubungan internasional sebagai bangsa – bangsa yang merdeka dan mereka ikut ambil bagian yang penting dalam memutuskan nasib dunia. Indonesia memainkan peranan yang sangat penting serta kuat untuk memperkokoh persatuan Negara – Negara Asia dan Afrika dalam perjoangan mereka untuk kemerdekaan, melawan kolonialisme dan akibat – akibatnya.”

“Sovjet Uni akan selalu ingat dan sangat menghargai jasa – jasa yang telah diberikan oleh Indonesia dan ahli – ahli negaranya yang cakap, Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo, dalam menyelenggarakan Konperensi Bandung yang bersejarah. Konperensi itu dengan tegas menyatakan kemauan dari bangsa – bangsa di Timur untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa campur tangan dari luar dan untuk menyusun hubungan mereka dengan bangsa – bangsa lain atas dasar lima asaz yang sekarang telah mendapat pengakuan umum yang luas.”

“Dalam politik luar negerinya, Sovjet Uni dan Indonesia mendasarkan tindakan – tindakannya pada lima azas ini dan berjoang dengan ulet untuk melaksanakannya dalam praktek demi kepentingan perdamaian diseluruh dunia dan menyokong cita – cita Indonesia untuk mewujudkan keutuhan serta kemerdekaan yang penuh bagi wilayahnya.”

“Perkenankanlah saya tuan Presiden, untuk sebagai penutup, memberi jaminan pada tuan bahwa segala – galanya akan dilakukan di Bumi Sovjet untuk membuat kunjugan tuan menjadi sukses dan untuk membuatnya dapat semakin memperkokoh persahabatan Sovjet – Indonesia lebih dari pada yang sudah – sudah untuk kebaikan rakyat kedua negara kita. Selamat datang, tamu – tamu kita yang tercinta !”

Di sambut bung Karno dengan berkata : “ Saya membawa untuk untuk Sovjet Tertinggi, untuk semua pemimpin dai rakyat Sovjet dan rakyat Sovjet seluruhnya salam dari delapan puluh juta rakyat Indonesia. Sebagai suatu bangsa, sebagai bangsa Indonesia, kami masih tetap dalam tingkatan perjoangan, dalam tingkata perjoangan dan pembangunan. Dalam perjoangan ini dan dalam pembangunan ini kami memiliki tiga tujuan pokok dihadapan kami. Yang pertama adalah untuk mencapai kemerdekaan politik yang sempurna karena sebagai tuan tahu, sebagaian dari negeri kami masih tetap berada di bawah kekuasaan asing. Tujuan kami yang kedia ialah suatu masyarakat yang didasarkan pada keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia. Kami insyaf bahwa tercapai terkecuali jika terdapat perdamaian yang sempurna di seluruh dunia. Dan inilah yang menentukan tujuan kami yang ketiga, yaitu : untuk memberikan sumbangan kami kearah perdamaian dunia.”

“Kami tahu benar bahwa rakyat Sovjet Uni selalu berjuang untuk kemerdekaan, bahwa mereka selalu berjoang dan sedan berjoang untuk membangunkan suaru masyarakat yang didasarkan pada keadilan dan kemakmuran.”

“Rakyat Sovjet bekerja bersama dengan bangsa – bangsa lain untuk menyelamatkan perdamaian diseluruh dunia.”

“Oleh karenanya saya merasa gembira untuk menerima undangan dari Paduka Yang Mulia dan dari Pemerintah URSS untuk mngunjungi Sovjet Uni dan dengan segala senang hati menerima baik undangan ini.”

“Jika sebagai hasil dari perjalanan ini kami berhasil untuk memperkokoh persahabatan antara rakyat Sovjet Uni dan rakyat Indonesia, saya akan merasa sangat bahagia dan puas. Sebagai suatu bangsa, sebagai bangsa Indonesia, kami menjadi merdeka sebelas tahun yang lalu. Akan tetapi kami bukan bangsa yang muda. Kami adalah bangsa yang tua. Selama 350 tahun kami ditindas oleh penjajahan dan pemerasan. Kemerdekaan negeeri kami, kemerdekaan Republik Indonesia, diproklamasikan sebelas tahun yang lalu, akan tetapi hingga sekarang kami mempunyai kesempatan tidak lebih dari 5 – 6 tahun untuk mencurahkan perhatian guna mengembangkan negeri kami. Dengan sendirinya, kami masih harus berbuat banyak sekali. Dan oleh karena itu kami akan gembira untuk memelihara persahabatan dengan rakyat tuan yang besar.”

Demikian gambaran sambutan yang diterima oleh presiden Soekarno pada saat kehadirannya di Sovjet. Akan dilanjutkan pada artikel selanjutnya.

M Arief Gustianto

No comments: